Simposium yang diselenggarakan oleh prodi Fisioterapi UMM (Foto: Istimewa) |
Sebagian besar masyarakat Indonesia masih mempercayai bahwa mandi malam dapat menyebabkan rematik. Padahal para ahli kesehatan sudah menyatakan bahwa hal tersebut adalah mitos. Kenyataannya, rematik dapat terjadi karena adanya peradangan sendi yang disebabkan oleh hormonal, genetik maupun traumatik. Hal tersebut dijelaskan oleh ketua prodi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dimas Sondak Irawan, Ph.D. dalam Simposium “Novel Physiotherapy Approaches and Physical Rehabilitation in Community Setting.” Adapun kegiatan tersebut berlangsung pada 13 Maret 2023 lalu dengan sistem blended.
Dimas, sapaan akrabnya, juga menjelaskan hal lain terkait mitos dan fakta kesehatan yang berkembang di masyarakat. Mulai dari fakta bahwa tulang yang patah bisa menyambung sendiri hingga mitos membunyikan sendi (clicking) sehingga berbunyi ‘krek’ bisa menyebabkan pengapuran sendi.
“Bunyi krek yang disebut dengan popping tidak berbahaya dan bukan penyebab pengapuran sendi. Kecuali, jika terjadi popping terdapat rasa nyeri pada bisa dikatakan terdapat indikasi,” ungkap Dimas.
Ia juga memaparkan bahwa traksi dalam dunia kesehatan dapat menambah tinggi badan merupakan sebuah fakta. Dimana saat seseorang melakukan continues lumbal traksi selama 25 menit, bisa meningkatkan 8,60 mm tinggi badan. Namun pertambahan tinggi badan itu hanya bertahan selama sepuluh menit.
Terakhir Dimas mengatakan bahwa sering membawa tas berat bisa menyebabkan skoliosis merupakan benar adanya. Namun hal tersebut hanya menyebabkan skoliosis non struktural, bukan skoliosis struktural. “Miskonsepsi terkait permasalahan kesehatan bisa terjadi di masyarakat karena adanya kebiasaan dan juga budaya yag berkembang di Indonesia. Oleh karena itu, para ahli kesehatan dan calon ahli kesehatan harus memberikan edukasi yang jelas dan baik kepada mereka. Sehingga miskonsepsi di masyarakat tidak terus berlanjut,” pungkasnya.
Simposium yang diselenggarakan oleh prodi Fisioterapi UMM itu bekerjasama dengan Universitas Teknologi Mara Malaysia. Menariknya, ada banyak pemateri andal yang dihadirkan seperti Prof. Mayda, Dr. Mohd. Haidzir Abd. Manaf, Mr. Mohd. Azlan Bin Mohd. Shapie, hingga Mr. Mohd. Arif.
Sementara itu, Wakil Rektor IV UMM Dr.Sidik Sunaryo, SH., M.Si, M.Hum. mengapresiasi kegiatan ilmiah tersebut. Menurutnya, acara itu menjadi salah satu cara menemukan solusi beragam persoalan.
“Simposium ini diharapkan dapat menghasilkan rumusan dan juga ide yang konstruktif . Sehingga seluruh masalah terkait kesehatan, khususnya di dunia fisioterapi, bisa segera diselesaikan. Selain itu, ia juga ingin ada studi visit antar universitas baik itu dari kalnagan mahasiswa maupun dosen,” tegasnya mengakhiri. (*Zak/Wil)