Ini Pakan Fungsional Garapan Dosen UMM, Bisa Turunkan Kematian Cempe

Jum'at, 15 September 2023 08:14 WIB   Administrator

Pakan Cempe/Anak Kambing, Pakan Fungsional Garapan Dosen UMM (Foto : Istimewa)

Jumlah kelahiran cempe atau anak kambing di Indonesia cukup tinggi. Sayangnya tingkat kematiannya bisa mencapai 25%. Hal iti ditegaskan oleh Dosen Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)  Dr. Ir. Ahmad Wahyudi, M.Kes. IPU. Menurutnya, 75% cempe lainnya juga seakan hidup segan, mati tak mau.

Wahyudi, sapaannya, mengatakan, cempe nantinya bisa dimanfaatkan, baik sebagai bakal hewan sembelihan atau menjadi induk yang sehat dan dapat melahirkan banyak anak. Sayangnya, risiko kematian cempe masih relatif tinggi. Maka dari itu, ia dan tim meneliti dan menciptakan pakan yang tepat bagi para cempe.

Lebih lanjut, masih ada banyak peternak yang tidak memberikan pakan yang tepat sesuai dengan pertumbuhan kambing. Misalnya saja dengan hanya menyediakan rumput dan ampas. Pakan tidak diformulasikan terlebih dahulu, seperti misalnya unsur protein yang baik bagi perkembangannya.

Baca Juga : Elly, Mahasiswa UMM yang Dapat Special Invitation Indonesia Got Talent (IGT)

“Pemberian pakan yang tidak tepat akan menyebabkan stunting pada anak-anak kambing, sapi maupun domba. Maka dari itu inovasi pakan ini bertujuan untuk mengurangi kematian dan mengurangi stunting sehingga cempe bisa tumbuh dengan baik dan sehat,” ujarnya.

Ia menegaskan, ketika lahir, seekor cempe harus meminum asi atau kolostrum yang menyediakan cukup imun. Jika tidak mendapatkan susu yang cukup, mereka akan berisiko mudah terserang penyakit. Hal sama juga berlaku bagi para induk yang harus dipenuhi gizinya. Jika tidak, air susu yang diberikan tidak akan berkualitas.

Setelah mendapatkan air susu yang cukup, cempe juga harus mendapatkan nutrisi yang sesuai. Maka dari itu, ia menciptakan pakan fungsional yang komposisi yang bagus serta memenuhi syarat pakan yang bisa dicerna. Yakni skeitar 65-70 persen bisa dicerna. Berbeda dengan pakan pelet pada umumnya, pakan buatannya juga ditambahi dengan bakteri asam laktat sehingga lebih menyehatkan.

“Banyak hal yang harus saya lewati agar inovasi ini bisa bekerja dengan baik. Saya bahkan harus belajar pakan fungsional selama enam bulan di Jepang. Utamanya cara menambahkan bakteri asam laktat ke dalam komposisi pakan,” tegasnya.

Adapun pembuatan bakteri asam laktat ini dilakukan melalui isolasi. Yakni dengan mengambilnya dari tanaman jagung, kemudian diisolasi menggunakan media di laboratorium. Ia dan tim juga telah mematenkan inovasi pelet tersebut.

Baca Juga : Stress Tidak Lulus SNBT, Ini Saran Dosen Psikologi UMM

Wahyudi menjelaskan bahwa sebelum jadi, ia telah melakukan penelitian sejak 2019 hingga 2021. Ia juga mengajak dan berdiskusi dengan berbagai pihak, termasuk tim ekonomi hingga ahli bidang peternakan. Ia menghabiskan banyak waktu di laboratorium peternakan dan mikrobiologi UMM untuk menguji dan menganalisa bakteri-bakteri.

“Saat ini, produk ini masih dalma proses penawaran ke berbagai elemen masyarakat dan industri. Saya yakin inovasi ini memiliki manfaat yang besar untuk mengatasi kematian dan stunting pada cempe,” pungkasnya. (Nov/Wil)

Shared: