Penyerahan Karya Buku Mahasiswa PMM UMM Batch dua kepada Wakil Rektor III UMM, Dr. Nur Subeki, ST., MT . (Foto: Yafi Humas) |
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) UMM batch dua ditutup dengan gelaran Festival Budaya. Mengusung tema besar “Merawat Kebhinekaan Abadi Bersama dalam Memori,” acara tersebut dimeriahkan dengan penampilan tari tradisional dan peragaan busana dari berbagai daerah oleh mahasiswa. Euforia festival budaya tersebut berlangsung pada 7 Januari lalu.
Ruli Inayah R, M.Si selaku Ketua Panitia PMM UMM menyampaikan festival ini merupakan ide langsung dari para mahasiswa. Dengan adanya gelaran ini, mereka berharap bisa mendapatkan kenangan yang tak terlupakan sehingga memperkuat kebhinekaan mereka.
“Tujuan lainnya yakni untuk memperkenalkan dan melestarikan berbagai budaya dari daerah yang ada di Indonesia. Dengan begitu, rasa persatuan dan kecintaan akan Indonesia terus tumbuh di benak anak-anak muda,” ungkap Ruli.
Adapun PMM UMM ini diikuti oleh 47 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia. Menariknya, mereka juga menghasilkan karya berupa empat buku dan 20 hak cipta yang telah ber-ISBN. Karya ini tentu diapresiasi baik oleh Dikti. Buku tersebut menceritakan bagaimana perjalanan mahasiswa modul nusantara inbound di UMM, baik itu menjelajah keindahan Indonesia maupun kuliner.
“Saya harap kegiatan belajar selama satu semester pada modul nusantara inbound UMM bisa menjadi pengalaman bisa disalurkan kembali di daerah masing-masing. Kalian sudah menjalani kegiatan untuk saling mengenal keberagaman Indonesia dari teman-teman dan ikut andil dalam gerakan sosial,” ungkap Ruli.
Pada kesempatan itu, turut hadir Wakil Rektor I UMM Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si yang melepas secara simbolik mahasiswa program PMM UMM batch dua. Menurutnya, festival ini mencerminkan keberagaman dan persatuan dari multikulturalisme.
“Saya rasa misi dari program ini bisa tercapai dengan baik. Terima kasih telah memilih UMM dalam program pertukaran mahasiswa merdeka. Saya harap pengalaman yang kalian dapat di sini bisa berkesan di hati. Kami dengan senang hati bisa menerima anda kembali di UMM jika ada keinginan untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya,” kata Syamsul.
Disisi lain, Muhammad Hanif, Mahasiswa Universitas Bosowa Makassar merasa senang bisa mengikuti PMM di UMM. Ia bahkan terjun ke berbagai acara menarik di Kampus Putih seperti PESMABA dan PIMNAS-35. Selain itu, ia juga sempat turun dalam gerakan sosial pada masyarakat desa Lebakharjo bersama Maharesigana UMM dan MDMC.
“Alhamdulillah, kami bisa menikmati berbagai fasilitas UMM selama satu semester. Ada berbagai hal menairk seperti mobil golf untuk transportasi, danau, bebek, sarana yang memadai, hingga dosen yang mumpuni. Menurut saya, UMM bukan hanya kami anggap sebagai rumah tetapi sebagai laboratorium peradaban,” ungkap Hanif. (zak/wil)