Surya Team UMM Pada Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI). (Foto: Istimewa) |
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali borong piala dalam Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) dan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) 2022. Mereka sukses memenangkan empat kategori pada perlombaan yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Talenta, Pusat Prestasi Nasional, Kemdikbudristek. Adapun kompetisi ini diadakan pada November lalu di Tangerang dan diikuti oleh perguruan tinggi terkemuka seluruh Indonesia.
Fathur Rizqi, selaku Ketua Lembaga Semi otonom (LSO) Surya Team menceritakan bahwa UMM mengajukan 15 proposal di empat kategori yang berbeda. Di antaranya kategori model jembatan pelekung, model jembatan rangka baja, model bangunan gedung beton pracetak dan model bangunan gedung baja.
“Dari 15 proposal yang telah dikumpulkan, ada empat tim yang berhasil masuk pada babak selanjutnya dan berhak berlaga pada perhelatan tersebut. Tiap tim bersaing di masing-masing kategori dan berhasil mendapatkan piala,” terangnya.
Rizqi sapaan akrabnya, melanjutkan bahwa tim UMM sukses menyabet empat penghargaan di ajang tersebut. Pada KJI, mereka memenangkan juara dua kategori jembatan rangka baja dan harapan dua kategori jembatan pelekung. Sedangkan untuk KGBI, tim Kampus Putih memenangkan juara tiga di kategori beton pracetak dan juara kategori khusus material terbaik untuk pengembangan metropolitan.
Sementara itu, Ivan Galih yang menjadi bagian tim juara 2 kategori Jembatan Rangka Baja menjelaskan bahwa persiapan sudah dilakukan sejak lama. Beruntung, kampus UMM selalu memberikan dukungan baik dari segi material maupun moral. Mereka juga dibimbing oleh dosen pembina yang mumpuni di LSO Surya team.
“Setelah diumumkan bahwa kami melaju ke babak final, kami segera membuat maket berukuran tiga meer yang masing-masing digunakan untuk latihan dan lomba. Inovasi terbaru yang kami tawarkan yakni dengan tema back to basic. Artinya mengambil sesuatu yang simpel dan menggunakan jembatan yang sederhana. Sebab jembatan sederhana akan lebih mudah untuk diaplikasikan ke dunia nyata dibandingkan desain yang rumit. Salah satunya dengan konfigurasi Warren Truss dengan sudut 45° yang membentuk melengkung," katanya.
Ia merasa beruntung selama mengikuti perlombaan tidak ada kendala yang sulit. Hanya masalah warna maket yang harus diperbaiki karena proses cetaknya menggunakan laser 3D dan beberapa lainnya. “Dari segala kendala tersebut, saya beruntung bisa difasilitasi dengan baik di UMM dalam berproses, terutama terkait pendanaan. Meskipun UMM sibuk dengan berbagai agenda nasional dan internasional seperti Muktamar maupun ISS, namun masih bisa membagi fokusnya untuk mahasiswanya yang sedang berlomba,” katanya mengakhiri. (ros/wil)